Zona nyaman memang berbahaya, aku sudah mulai menikmati keadaan dan situasi di sini. Nyaman, sampai lupa untuk kembali menulis untuk satu bulan di Duren Tiga.
Sudah lebih dari satu bulan ternyata, seharusnya senyaman dan sesibuk apapun setidaknya kusediakan waktu untuk menulis, sampai pada detik ini aku kembali menulis semoga belum terlambat untuk menepati janji, kepada diriku sendiri.
Di pagi hari di depan stasiun Duren Kalibata, aku menunggu ojek online untuk mengantarkanku ke kantor. “Mas, ini bener ya ke Duran tiga?” tanya orang yang mengantarku. “Betul, Pak. Nanti di kanan jalan ya” jawabku. Dan sini lah pertanyaan yang sering kali kuterima dari beberapa driver ojek online ketika menjemput atau mengantarkanku dari dan ke kantor; “Mas, di sini ya yang ada kasus polisi tembak polisi?”. Tentu saja aku jawab “iya” bahkan kalau sempat melewatinya aku tunjukkan gerbang yang menuju rumah TKP tersebut. Beberapa bulan ke belakang kasus ini ramai sekali dibicarakan, sampai detik ini kasusnya masih juga belum selesai datang hilang bergantian dengan ramai berita Pertalite dan Pertamax harga naik, Hacker Bjorka yang membongkar beberapa identitas petinggi, Pesulap Merah Vs kelompok dukun, bahkan berita penolakan pembangunan gereja di Cilegon. Kasusnya mulai meredup, entah sengaja mulai dipaksa lupa atau sedang mengolah yang lainnya.
Aku pun baru tahu kalau di sini dekat sekali dengan markas Slank di jl Potlot III Kalibata, rasanya ada kebanggan tersendiri setiap hari melewati gang bersejarah bagi permusikan di Indonesia, tempat lahirnya sebuah band yang banyak memberi pengaruh baik bagi diriku, maupun bagi yang lainnya. Hanya saja sampai saat ini aku belum berkesempatan untuk mengunjunginya, semoga segera berkunjung.
Tidak sampai di sini, aku dibuat terkejut ketika pulang kerja melihat sebuah bangunan besar bernama Crooz Shophouse dan Boxpark. Seketika aku pun dibuat sadar, kalau tulisan yang sering kutemui di kaos produksi Crooz ada kalimat “Durtig” semula kukira bahasa asing, ternyata kependekan dari Duren Tiga tempat mereka lahir dan sampai saat ini masih di tempat yang sama. Brand ini sangat berkesan buatku, salah satu brand yang menemaniku semasa SMA bahkan sampai saat ini, kedekatan brand ini dengan musik-musik genre pop punk, emo, underground, rock dsb membuat brand ini banyak dilirik para penggemar musik, terlebih pada saat itu para idola kami mengenakan brand Crooz. Sekarang hampir setiap hari aku melewatinya, sesekali mampir untuk membeli kopi di sana, karena Crooz sekarang tidak hanya berdiri sebagai clothing brand, tapi juga merambah ke FnB yang juga terdapat skatepark di dalamnya. Keren!
Sudah ya, aku bingung mau nulis apalagi. Aku menulis ini pun dengan otak yang berkenala mencoba mengingat apalagi yang aku temui sebulan terakhir, banyak yang sudah mulai lupa, dan itu lah bahayanya jika tidak segera diabadikan dalam tulisan.
Durtig, 14 September 2022